10 Penyakit yang Disebabkan oleh Cacing

10 Penyakit yang Disebabkan oleh Cacing - Infeksi cacing atau helminthiasis merupakan masalah kesehatan yang masih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih, kebiasaan hidup tidak sehat, serta minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga sanitasi. 

10 Penyakit yang Disebabkan oleh Cacing

Penyakit akibat cacing tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berpengaruh terhadap gizi, tumbuh kembang anak, hingga produktivitas kerja orang dewasa.

Berikut adalah 10 penyakit yang disebabkan oleh cacing, lengkap dengan penjelasan mengenai gejala, penyebab, serta dampaknya terhadap kesehatan.

1. Askariasis (Cacing Gelang)

Askariasis disebabkan oleh cacing gelang Ascaris lumbricoides. Infeksi ini terjadi saat seseorang menelan telur cacing dari makanan atau air yang terkontaminasi.

Gejala umum askariasis:

  • Perut kembung dan nyeri

  • Diare atau konstipasi

  • Mual dan muntah

  • Nafsu makan menurun

  • Anak-anak sering mengalami gangguan pertumbuhan dan anemia

Cacing gelang dapat tumbuh hingga 30 cm di usus, sehingga menimbulkan penyumbatan usus bila jumlahnya terlalu banyak.

2. Trikuriasis (Cacing Cambuk)

Trikuriasis disebabkan oleh Trichuris trichiura atau cacing cambuk. Telurnya menetas di usus kecil dan berkembang di usus besar.

Gejala trikuriasis:

  • Diare berkepanjangan

  • Feses bercampur darah atau lendir

  • Nyeri perut bagian bawah

  • Pada anak-anak, dapat mengakibatkan gangguan kognitif dan penurunan konsentrasi

Infeksi kronis sering menimbulkan anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah melalui tinja.

3. Ankilostomiasis (Cacing Tambang)

Cacing tambang, seperti Ancylostoma duodenale atau Necator americanus, masuk ke tubuh melalui kulit yang bersentuhan dengan tanah terkontaminasi.

Gejala infeksi cacing tambang:

  • Gatal dan ruam di kulit (tempat masuknya larva)

  • Batuk dan mengi ketika larva migrasi melalui paru-paru

  • Anemia berat akibat kehilangan darah di usus

  • Lemas dan cepat lelah

Cacing tambang termasuk penyebab utama malnutrisi dan anemia pada anak sekolah.

4. Strongiloidiasis (Cacing Benang)

Strongiloidiasis disebabkan oleh Strongyloides stercoralis. Larva cacing ini dapat menembus kulit dan bermigrasi ke organ lain.

Gejala strongiloidiasis:

  • Diare kronis

  • Nyeri perut seperti maag

  • Batuk berkepanjangan

  • Infeksi berat dapat menyebabkan sepsis pada orang dengan imun lemah

Infeksi ini berbahaya karena cacing dapat berkembang biak dalam tubuh tanpa harus keluar terlebih dahulu.

5. Enterobiasis (Cacing Kremi)

Enterobiasis disebabkan oleh Enterobius vermicularis. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan ditandai dengan gatal di sekitar anus terutama malam hari.

Gejala enterobiasis:

  • Gatal di anus sehingga anak sering menggaruk

  • Sulit tidur

  • Nafsu makan menurun

  • Pada kasus berat, dapat menyebabkan radang usus buntu

Penularan sangat mudah karena telur cacing dapat menempel di kuku, pakaian, atau mainan anak.

6. Filariasis (Kaki Gajah)

Filariasis disebabkan oleh cacing filaria seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Gejala filariasis:

  • Demam berulang

  • Pembengkakan kelenjar getah bening

  • Pembengkakan kronis pada kaki, tangan, atau skrotum

  • Menyebabkan kondisi elephantiasis (kaki gajah)

Filariasis termasuk penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Disease/NTD) yang dapat menimbulkan disabilitas jangka panjang.

7. Taeniasis (Cacing Pita)

Taeniasis disebabkan oleh Taenia saginata (dari daging sapi) atau Taenia solium (dari daging babi) yang kurang matang saat dimasak.

Gejala taeniasis:

  • Gangguan pencernaan (mual, sakit perut, diare)

  • Turunnya berat badan meskipun nafsu makan meningkat

  • Segment cacing pita dapat keluar bersama tinja

Khusus Taenia solium, larva dapat masuk ke jaringan tubuh dan menyebabkan sistiserkosis, termasuk ke otak (neurocysticercosis) yang memicu kejang.

8. Trikinosis (Cacing Otot)

Trikinosis disebabkan oleh Trichinella spiralis, biasanya akibat mengonsumsi daging babi atau hewan liar yang kurang matang.

Gejala trikinosis:

  • Nyeri otot

  • Demam

  • Pembengkakan di wajah atau kelopak mata

  • Kelemahan tubuh

Infeksi berat dapat menyerang jantung, paru-paru, hingga sistem saraf pusat.

9. Schistosomiasis (Cacing Darah)

Schistosomiasis atau bilharzia disebabkan oleh Schistosoma spp. yang menembus kulit saat seseorang kontak dengan air tawar terkontaminasi.

Gejala schistosomiasis:

  • Gatal pada kulit setelah kontak air

  • Demam, menggigil, batuk

  • Nyeri perut, diare berdarah

  • Infeksi kronis dapat merusak hati, limpa, dan kandung kemih

WHO menetapkan schistosomiasis sebagai salah satu penyakit parasit yang berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat.

10. Echinococcosis (Kista Hidatid)

Echinococcosis disebabkan oleh cacing pita kecil Echinococcus granulosus atau Echinococcus multilocularis. Penularan terjadi dari kontak dengan anjing atau hewan ternak terinfeksi.

Gejala echinococcosis:

  • Pembentukan kista hidatid di hati, paru-paru, atau organ lain

  • Nyeri perut atau dada

  • Sesak napas

  • Kista dapat pecah dan menimbulkan reaksi alergi parah (anafilaksis)

Pencegahan Penyakit Akibat Cacing

Untuk mencegah 10 penyakit yang disebabkan oleh cacing, langkah-langkah berikut sangat penting:

  • Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah ke toilet

  • Masak makanan hingga matang sempurna

  • Gunakan alas kaki saat berada di luar rumah

  • Minum air bersih dan aman

  • Menjaga kebersihan lingkungan

  • Minum obat cacing rutin sesuai anjuran tenaga kesehatan

Kesimpulan

Infeksi cacing masih menjadi masalah kesehatan yang serius. 10 penyakit akibat cacing seperti askariasis, trikuriasis, hingga echinococcosis dapat menimbulkan dampak jangka panjang bila tidak dicegah dan ditangani dengan baik. Upaya pencegahan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pemeriksaan rutin, serta pemberian obat cacing massal sangat penting untuk menekan angka kejadian penyakit ini.

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama